Title | Tajuk : Kisah-kisah Seni dari Pengalamanku
Magazine | Majalah : Bil. 3, Majalah Seni
Author | Penulis : Abdul Kadir Ahmad
Date | Tarikh : 22 Nov 1953
Page | Mukasurat : 12
Saya, Saleh Simin (penggambar seni) dan Othman pada hari minggu sebulan yang lewat telah pergi mengunjungi pertunjukan lukisan oleh murid-murid Sekolah Tinggi Cina yang diadakan di Dewan Perniagaan Cina, Singapura.
Sebelum kami masuk ke dalam dewan tersebut, saya bertiga telah diminta menurunkan tandatangan pada buku yang disediakan di situ. Kami menurut permintaannya, dan melihatkan tandatangan kami, mereka semuanya merenung muka kami. Mereka tidak sangka yang kami ini wakil dari majalah ini. Kami tidak mahu menerangkan kepada mereka yang kami ini datang dari Majalah Seni. Akhirnya dengan sebab Saleh Simin hendak mengambil gambar terpaksa menggunakan bangku, terbukalah tembelang yang kami ini wakil dari Majalah Seni, dan mereka pun melayan kami dengan sepenuhnya. Saya telah mengemukakan beberapa soalan kepada mereka: “Berapa ramaikah orang Melayu yang datang melihat pertunjukan itu?” “Tak banyak, dapat dibilang dengan jari,” jawab mereka tersenyum.
Jadi mengertilah saya bahawa orang-orang kita tidak melihat ini. Kalau adapun hanya …
Kalau kita katakan bangsa kita tidak pandai menghargakan kesenian, mereka marah kepada kita. Tetapi kalau kita tidak berkata demikian, kenyataan seperti cerita saya ini menjadi buktinya yang orang-orang kita masih belum “pandai” menghargai kesenian.